Fakta Unik Tes CPNS 2019: Dari Bawa Jimat hingga Pakai Joki

Wali Kota Bandung Oded M Danial membuka pelaksanaan tes CPNS Kota Bandung. Tes CPNS itu digelar di Graha Batununggal, Kota Bandung. Foto: Wisma Putra
Proses pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Tahun 2019 masih berlangsung. Terhitung kemarin, 329 instansi (20 Pusat dan 309 Daerah) telah melaksanakan SKD.

Sementara, sebanyak 130 (39 Pusat dan 91 Daerah) masih melangsungkan SKD dan 62 instansi (6 Pusat dan 56 Daerah) belum menyelenggarakan SKD.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana mengatakan, hingga saat ini total pelamar yang terdaftar sebagai peserta SKD mencapai 3.361.802.

Namun, sampai dengan 19 Februari 2020 tercatat sebanyak 287.965 peserta tidak hadir SKD (114.959 Instansi Pusat dan 173.006 Instansi Daerah).

"Yang ikut ujian ada 3.361.802, yang tidak hadir itu hampir 13% atau 12,57%. Ini banyak sekali yang coba-coba saja," kata Bima di kantor pusat BKN, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Bima sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, 12,5% pelamar yang tak hadir itu membuang-buang sumber daya dan dana yang sudah dikeluarkan pemerintah dalam menggelar SKD.

"Ini buang-buang resources dan biaya yang sudah dikeluarkan. Dan mengganggu tempat yang bisa diisi dengan yang lain. Padahal misalnya kalau di ruangan itu kosong 12,57% itu banyak sekali yang bisa di-save," papar Bima.

Selain banyak pelamar CPNS yang coba-coba, ternyata ada juga yang nekat pakai joki.

5 Pelamar CPNS di Sulsel Nekat Sewa Joki Ujian

BKN mencatat masih ada peserta SKD CPNS tahun 2019 yang menggunakan joki. Ada 5 orang yang tertangkap sebagai joki seleksi CPNS di Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Ada 5 orang yang menggunakan joki, di Sulsel. Entah kenapa setiap tahun ada joki yang kami tangkap di Sulsel," kata Bima.

Bima mengungkapkan, penyedia jasa joki tes CPNS ini kerap beraksi dan terbilang sudah ahli. BKN pun sudah menyerahkan 5 joki tersebut kepada pihak Kepolisian.

"Ini sebenarnya profesional, ada penyedia jasa joki. Tapi kami sudah tangkap di sana dan sudah kami serahkan ke pihak Kepolisian," ujar Bima.

Bagi pesertanya, Bima mengusulkan yang menggunakan joki tersebut dilarang mengikuti seleksi CPNS tahun berikutnya.

"Itu perbuatan yang melanggar hukum. Kami akan mengusulkan untuk diskualifikasi dan kalau dari BKN tidak boleh ikut lagi. Tapi itu masih usulan kami," kata Bima.

Bima mengatakan, usulannya ini masih perlu dibahas lebih lanjut dengan kementerian/lembaga terkait. Namun, ia memastikan 5 peserta itu tak lolos ke tahap selanjutnya.

Tak hanya itu, fakta unik lainnya yakni banyak peserta SKD yang hadir dengan peristiwa yang lucu bahkan dramatis.

Pakai Jimat Hingga Ikut Tes Usai Melahirkan

Bima juga bercerita soal kisah-kisah lucu yang terjadi selama SKD CPNS Formasi Tahun 2019 yang sedang berlangsung.

Bima mengatakan, ada peserta yang tertangkap menggunakan jimat agar lolos SKD. Bahkan, ada juga peserta yang baru saja melaksanakan akad nikah langsung bergegas menghadiri SKD.

"Banyak jimat yang digeledah. Hari ini masih pakai jimat? Ngapain? Banyak hal-hal lucu yang kami temukan, juga banyak yang dramatis juga. Dia harusnya menikah pada hari itu, kemudian ijab kabulnya dipercepat. Setelah selesai mereka lari ke tempat tes, suami-istri. Jadi ditinggal perkawinannya hanya untuk tes CPNS," ungkap Bima.

Tak kalah lucu, ada juga peserta CPNS 2019 yang baru saja melahirkan dua hari sebelum tes, namun menyempatkan diri untuk menghadiri SKD.

"Ada yang baru melahirkan dua hari, langsung tes CPNS. Ada juga yang baru dua minggu lahiran, lalu dia bawa bayinya masih merah," papar Bima.

Untuk melayani peserta CPNS yang menurutnya unik ini, ia meminta Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) baik di pusat maupun daerah dapat menyediakan fasilitas yang memadai, misalnya tempat penitipan anak.

Melanjutkan ceritanya, Bima menyebutkan ada seorang peserta SKD yang hadir di tempat ujian menggunakan celana merah. Padahal, seragam yang digunakan yakni setelan kemeja putih dan bawahan hitam.

"Ada yang menggunakan celana berwarna merah. Untungnya saja panitianya baik hati. Tukaran sama panitianya. Kalau panitia tidak ada yang seperti ini kan mungkin dia akan didiskualifikasi," tutur Bima.

Ia juga menceritakan soal kisah seorang peserta SKD yang datang ke lokasi ujian menggunakan sepatu cokelat, padahal yang ditetapkan adalah sepatu hitam.

"Ada yang menggunakan sepatu warna cokelat. Waduh panik dia, kemudian dipinjamkan lakban akhirnya boleh masuk. Banyak hal lucu," ucapnya.\
Detik