Retno Wulandari (tengah), peserta SKD CPNS Kementerian PANRB saat menjalani tahapan SKD di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara (BKN), Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (03/02).
Berbagai kisah perjuangan mewarnai seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2019. Salah satunya, Retno Wulandari, pelamar CPNS Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang harus menempuh 4 jam perjalanan ke lokasi tes.
Retno adalah warga Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Minggu (02/02) pukul 20.00 WIB, ia mencari bus bersiap menuju Kota Surabaya. Namun bus tak kunjung datang.
Hingga akhirnya jam 22.00 WIB, Retno baru mendapatkan bus. Usai menempuh 4 jam perjalanan, ia menumpang istirahat di indekos temannya. "Tapi sampai pagi saya tidak bisa tidur, entah kepikiran tes atau apa," ujarnya ditemui tim Humas Kementerian PANRB usai menjalani SKD di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara (BKN), Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (03/02). Untuk ke lokasi tes, ia bahkan meminjam sepeda motor temannya.
Perjuangan alumni Universitas 17 Agustus 1945 tersebut tak sia-sia. Nilai SKD Retno berhasil melampaui passing grade yakni Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan nilai 80, Tes Intelegensi Umum (TIU) 95, dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) mencapai 140.
Sementara, passing grade yang harus dilalui Retno untuk pelamar formasi umum adalah TWK 65, TIU 80, dan TKP 126.
Retno mengaku tertantang untuk masuk menjadi CPNS. "Dengan saingan yang banyak jadi semangatnya lebih tinggi," ujarnya.
Ia memuji pelaksanaan SKD CPNS yang berjalan rapi dan lancar. Penggunaan sistem Computer Assisted Test (CAT) dapat membuktikan bahwa pelaksanaan tes CPNS sangat transparan.
Kisah menarik lainnya dari Dodik Kusuma Wardani, pelamar CPNS Kementerian PANRB. Ia mengaku sudah mengikuti tes CPNS sebanyak tiga kali.
Dodik memiliki saudara kembar dimana tahun 2018 telah diterima menjadi CPNS guru di Malang. Ia merasa tak mau kalah dengan saudara kembarnya yang terlebih dahulu diterima menjadi abdi negara. "Saya merasa tertantang," tegasnya.
Selama tiga kali mengikuti tes CPNS, ia mengakui peningkatan pelaksanaan seleksi CPNS. "Kalau dulu agak kurang rapi, sekarang sudah terstruktur. Namun kalau transparansi masih bagus," jelasnya.