Tes CPNS Kemenag Aceh Dipisah Laki dan Perempuan

Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenag Aceh diwacanakan laki-laki dan perempuan dipisah.


 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh mewacanakan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di provinsi tersebut dipisah antara laki-laki dengan perempuan. Wacana itu saat ini sedang menunggu persetujuan pemerintah pusat.

Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag Aceh, Saifuddin mengatakan, permohonan agar pelaksanaan tes CPNS di Aceh dipisah antara laki-laki dengan perempuan sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Pihaknya saat ini sedang menunggu apakah permintaan tersebut diterima atau tidak.


Ini kita upayakan pisah nanti, kita sudah meminta ke pusat agar memisah perempuan dan laki-laki sesuai syariat kita.

“Ini kita upayakan pisah nanti, kita sudah meminta ke pusat agar memisah perempuan dan laki-laki sesuai syariat kita. Artinya, apakah laki-laki duluan yang masuk, baru di hari terakhir perempuan, kita sesuaikan, yang penting kita sudah meminta ke pusat dipilah antara perempuan dengan laki-laki,” kata Saifuddin kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa, 25 Februari 2020.

Ia mengatakan, pada hari pertama panitia melaksanakan ujian sebanyak 4 sesi di mana satu sesi diikuti oleh 550 perseta. Sementara hari kedua hingga kedelapan diikuti sebanyak 5 sesi. Pada setiap sesi, panitia memberikan waktu selama 90 menit.


Baca juga: Tes CPNS Kemenag Aceh Dimulai 3 Maret Mendatang

“Mungkin hari pertama empat sesi, selanjutnya lima sesi yang kita siapkan. Karena memang, untuk mengejar delapan hari harus begitu,” ujar Saifuddin.

Saifuddin menambahkan, setiap peserta diwajibkan datang ke lokasi ujian dua jam sebelum tes dimulai. Artinya, apabila tes dimulai pukul 08.00 WIB, maka peserta harus sudah hadir pada pukul 06.00 WIB.

“Mudah-mudahan harapan kita semua peserta tahu itu, karena aturannya adalah peserta harus hadir dua jam sebelum ujian dimulai. Kalau jam 8 dimulai, jam 6 sudah di sini untuk proses pengambilan pin dan regisrasi,” katanya.

Apabila ada peserta yang terlambat, kata Saifuddin, panitia tidak bertanggung jawab dan peserta dinyatakan gagal mengikuti ujian. Oleh karena itu, para peseta diharapkan agar disiplin dengan waktu.

“Kompensasi ya harus disiplin, bahwa kehadiran dua jam sebelum ujian, kalau dua jam nggak datang juga bukan masalah kita, tetapi masalah pada peserta, kalau tidak disiplin bagaimana jadi PNS,” ujar Saifuddin.

Dalam kesempatan itu, Saifuddin juga menjelaskan alasan pemilihan asrama haji sebagai lokasi tes CPNS. Menurutnya, pemilihan lokasi ini karena beberapa pertimbangan salah satunya soal banyaknya peserta tes yakni mencapai 19 ribu lebih.

“Tidak dilaksanak di tempat lain karena tempatnya terbatas, ini asrama haji ini memang luas, pertama memang aula cukup, parkir juga bagus, dan memang saya kira tidak ada satu pun orang di Aceh tidak tahu asrama haji,” ujarnya.