Ratusan Ribu Peserta CPNS Sudah Pilih Lokasi Ujian SKB

Sebanyak 300.000 peserta ujian seleksi kompetensi dasar (SKB) telah memilih lokasi tes sesuai atau di luar domisi peserta. Foto : SINDOnews/Doc
Sebanyak 300.000 peserta ujian seleksi kompetensi dasar (SKB) telah memilih lokasi tes sesuai atau di luar domisi peserta. Total peserta yang harus mengikuti tes ini menurut Badan Kepegawaian Negara (BKN) yakni 336.468 pelamar.  Baca : Peserta SKB CPNS Boleh Pilih Lokasi Ujian Sesuai Domisilinya

Seperti diketahui saat ini seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) memasuki tahapan pengumman dan daftar ulang yang digelar dari tanggal 1 hingga 7 Agustus. Peserta diperbolehkan memilih lokasi di luar domisili, untuk mencegah adanya pergerakan antara wilayah, sehingga penularan COVID-19 dapat dicegah.

“Dari peserta ujian 336.468 orang yang seharusnya ikut ujian, ada peserta yang sudah memilih lokasi ujian sebanyak 300.776 orang,” ujar Deputi bidang Sistem Informasi Kepegawaian ASN (Sinka) BKN Suharmen dikutip dari akun YouTube resmi BKN, Kamis (06/08/2020). Baca Juga : Tes SKB CPNS Direncanakan Berlangsung Selama Seminggu

Dia menuturkan bahwa daftar ulang ini juga dilakukan oleh peserta yang saat ini ada di luar negeri. Sampai saat ini sudah ada 55 orang yang memilih lokasi tes SKB di luar negeri. “Khusus luar negeri ada 55 orang. Jepang, Malaysia, Singapura, China, Lebanon, Turki Singapur, Korea Selatan Arab Saudi, Brunei Darussalam, dan Belanda,” jelasnya.

Suharmen mengatakan bahwa tidak masalah peserta SKB ada dimanapun. Pasalnya pelaksanaan SKB sudah bisa dilakukan secara online sepenuhnya. Hal ini berbeda dari SKB sebelumnya. Baca Lagi : Seleksi Kompetensi Bidang CPNS Ditarget Digelar Agustus 2020

“Jadi kalau yang lalu masih gunakan SKB semi online. Dimana BKN membawa-bawa server kemana-kemana lalu menggunakan jaringan lokal dan disubmitkan. Kalau sekarang itu sudah kami terapkan secara online. Servernya tetap di kantor pusat, tesnya bisa dimanapun. Tapi kami masih tetap ada ada backup semi online untuk mengantisipasi karena kualitas infrastruktur jaringan komunikasi kan tidak merata,” paparnya.
(sri)