Tes SKB CPNS di Surabaya, Peserta Masuk Bilik Plastik

Sejumlah peserta masuk ke bilik plastik untuk mencegah penularan Covid-19. (Frizal/Jawa Pos) 
Diah Agustin tampak sibuk memelototi layar HP miliknya. Beberapa kali dia terlihat membalas pesan yang masuk. Maklum, hampir dua jam dia tidak menyentuh gadget itu.

Ya, sejak pukul 08.30, Diah harus berkutat di Hall Gelora Pancasila. Mengerjakan soal yang tertera di layar monitor. Bersama 140 peserta lain, perempuan 30 tahun itu mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) CPNS 2019. Total 100 soal yang dia kerjakan. Waktu yang diberikan 100 menit. ”Alhamdulillah lancar,” ucapnya.Pada masa pandemi, ujian SKB CPNS jauh berbeda.

Protokol kesehatan (prokes) diterapkan sangat ketat. Tujuannya membendung timbulnya virus korona. Penegakan prokes tersebut terlihat sejak peserta tiba di lokasi. Petugas segera meminta peserta mencuci tangan. Setelah itu, mereka masuk ke bilik sterilisasi.

Kemudian, peserta masuk. Jalur dibagi menjadi dua agar tidak memicu kerumunan. Di pintu masuk gedung, berdiri dua petugas. Mereka memeriksa suhu tubuh peserta. Yang suhu badannya normal diberi penanda. Yaitu, stiker bulat hijau. Yang suhu tubuhnya tinggi ditandai dengan bulatan stiker oranye.

Peserta juga diminta menujukkan hasil rapid test. Yang nonreaktif bisa mengikuti tes di ruang utama. Yang reaktif diberi tempat khusus. Lokasinya terpisah dengan peserta lain. Panitia menyediakan bilik pemisah. Pembatas itu berdinding plastik. Di dalamnya sudah disediakan kelengkapan. Mulai meja hingga kursi.

Sebelum mengerjakan soal, peserta diminta menitipkan barang bawaan. Tas dimasukkan dalam plastik merah. Selain itu, mereka diwajibkan memakai masker, sarung tangan, serta face shield. Diah mengaku tidak khawatir mengikuti tes tersebut. Pasalnya, panitia sudah mengatur prokes. ”Jaga jarak diatur,” jelasnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau ujian tersebut. Berkeliling mengawasi petugas dan memelototi ruangan. Dia meminta petugas disiplin memantau prokes. ”Semua harus pakai face shield,” tegasnya.

Orang nomor satu di Surabaya itu meminta fasilitas ruangan ditambah. Yaitu, menyediakan kipas angin yang dilengkapi cairan disinfektan. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Mia Santi Dewi menjelaskan, total 1.201 orang mengikuti tes SKB itu. Perinciannya, 1.142 peserta menjalani ujian di Gelora Pancasila. Sisanya, 59 orang, mengerjakan soal di kantor perwakilan BKN.

Mia menuturkan, SKB CPNS dilaksanakan tiga hari. Dimulai sejak 22 September hingga berakhir 24 September. Agar tidak memicu kerumunan, seleksi berlangsung tiga gelombang. Sesi pertama dimulai pukul 08.30–10.00. Sesi kedua pukul 11.30 sampai 13.00, sedangkan sesi terakhir pukul 14.30 hingga 16.00. ”Setiap sesi 140 orang,” ucapnya.

Penerapan protokol kesehatan memang menjadi perhatian. Contohnya, hasil rapid test. Tiga hari sebelum tes, peserta diminta meng-upload hasil rapid test. Sampai di lokasi, petugas memelototi bukti tersebut.

Peserta yang dinyatakan reaktif tetap bisa mengikuti tes. Namun, tempatnya terpisah. Mereka mengerjakan soal di ruangan khusus. ”Jumlahnya 23 peserta. Sesi pertama 12 orang, sesi kedua 11 orang,” ucapnya.Selepas mengerjakan tes, peserta yang reaktif tidak diperkenankan meninggalkan tempat. Mereka diharuskan mengikuti tahapan tes kesehatan. Yaitu, tes swab. ”Kami masih menunggu hasilnya,” jelasnya.

Lantas, bagaimana peserta yang sebelum seleksi digelar terpapar korona? Dari data yang dihimpun, ada dua peserta yang positif. Mia mengatakan, peserta yang terkonfirmasi tidak diperkenankan mengikuti SKB di Gelora Pancasila. Jadwal ujian itu diubah. ”Kami sampaikan ke BKN. Nanti jadwal ujian dirancang ulang,” paparnya.