Ditotal 222 peserta CPNS 2019 positif virus corona dan wajib mengikuti penjadwalan ulang Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Adanya 222 peserta CPNS tahun anggaran 2019 positif virus corona, dijelaskan Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN) Paryono.
Ia mengatakan, total peserta yang dijadwalkan ulang tersebut karena saat penyelenggaraan ujian, mereka positif Covid-19.
"Jadi bukan susulan ya tapi yang tadinya dinyatakan positif Covid-19 terus minta dijadwalkan ulang" ujar Paryono , Kamis (15/10/2020).
Secara keseluruhan, pelaksanaan SKB telah selesai pada 12 Oktober 2020.
"SKB sudah selesai tanggal 12 Oktober kemarin," ujar Paryono.
Adapun pelaksanaan SKB penjadwalan ulang berlangsung di 13 titik lokasi.
Berikut rinciannya:
1. BKN Pusat: 25 orang
2. Kantor Regional I BKN Yogyakarta: 16 orang
3. Kantor Regional II BKN Surabaya: 65 orang
4. Kantor Regional III BKN Bandung: 38 orang
5. Kantor Regional IV BKN Makassar: 4 orang
6. Kantor Regional V BKN Jakarta: 13 orang
7. Kantor Regional VI BKN Medan: 10 orang
8. Kantor Regional VII BKN Palembang: 3 orang
9. Kantor Regional VIII BKN Banjarmasin: 10 orang
10. Kantor Regional X BKN Denpasar: 16 orang
11. Kantor Regional XI BKN Manado: 3 orang
12. Kantor Regional XII BKN Pekanbaru: 14 orang
13. Kantor Regional XIII BKN Aceh: 5 orang
SKB terlaksana di 269 titik lokasi berlangsung mulai 1 September 2020 hingga 12 Oktober 2020.
BKN mencatat sebanyak 297.942 peserta mengikuti SKB dengan metode CAT (computer assisted test).
Rinciannya, sebanyak 44.631 peserta instansi pusat dan 253.311 peserta instansi daerah.
Rekonsiliasi
Paryono mengatakan, BKN menjadwalkan rencana rekonsiliasi integrasi nilai SKD dan SKB berlangsung pada 19-23 Oktober 2020.
Rekonsilisasi itu dimulai dari pembahasan seputar jadwal dan mekanisme integrasi nilai, tahap pemberkasan CPNS yang akan dilakukan secara digital, hingga ketentuan teknis yang dapat membatalkan kelulusan peserta.
Nantinya, akan dilakukan antara BKN sebagai Ketua Pelaksana Panselnas dengan Tim Penyelenggara Seleksi Instansi Pusat dan Daerah seluruh Indonesia.
Sementara, saat ini tengah dilakukan pengolahan hasil SKD dan SKB yang akan berlangsung hingga 18 Oktober 2020.
"Pengolahan (hasil SKD dan SKB) yang melakukan Panselnas (Panitia Seleksi Nasional)"
"Kalau rekonsiliasi intergasi ini mencocokkan data antara Panselnas dengan dari instansi," ujar Paryono.
Untuk pengumuman kelulusan peserta, akan disampaikan oleh instansi masing-masing pada 30 Oktober 2020.
Paryono mengimbau peserta untuk tidak memercayai oknum yang menjanjikan kelolosan menjadi CPNS.
"Jangan tergiur oleh tawaran oknum yang katanya bisa membantu memasukkan seseorang menjadi CPNS," kata dia.
Berikut jadwal pelaksanaan CPNS Formasi Tahun 2019 yang terbaru:
- Verifikasi data hasil SKD: 27-30 Juli 2020
- Pengumuman dan pendaftaran ulang SKB: 1-7 Agustus 2020
- Pencetakan kartu ujian SKB: 8 Agustus 2020
- Penjadwalan SKB: 10-14 Agustus 2020
- Pengumuman jadwal pelaksanaan SKB: 18 Agustus 2020
- Pelaksanaan SKB: 1 September-12 Oktober 2020
- Pengolahan hasil SKD dan SKB: 19-23 Oktober 2020
- Penyampaian hasil seleksi: 26-28 Oktober 2020
- Pengumuman hasil seleksi: 30 Oktober 2020
- Usul penetapan NIP: 1-30 November 2020
Jumlah Dokter Meninggal Akibat Covid-19 Bertambah Jadi 136 Orang
Kini, jumlah dokter meninggal akibat virus corona atau Covid-19 bertambah.
Diketahui, jumlah kematian dokter akibat virus corona tersebut, saat ini sudah bertambah menjadi 136 orang.
Soal total kematian dokter akibat virus corona dijelaskan Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ari Kusuma Januarto.
Ari Kusuma Januarto membenarkan, apabila saat ini jumlah kematian dokter akibat Covid-19 terus bertambah.
Menurut Ari Kusuma Januarto, pekan ini ada empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19.
"Pekan ini, empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Dalam waktu dua pekan Oktober, sudah ada sembilan dokter meninggal dunia," ujar Ari dalam keterangan tertulis PB IDI , Kamis (15/10/2020).
"Sehingga total 136 dokter wafat akibat Covid-9 (secara keseluruhan)," tuturnya.
Ari merinci, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 71 dokter umum dan 63 dokter spesialis serta 2 residen.
Seluruhnya berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang ( Kota/Kabupaten).
Kemudian, berdasarkan data provinsi, angka kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur (32 dokter).
Secara berturut-turut disusul oleh Sumatra Utara (23 dokter), DKI Jakarta (19 dokter), Jawa Barat (12 dokter), Jawa Tengah (9 dokter), Sulawesi Selatan (6 dokter), Bali (5 dokter), Sumatra Selatan (4 dokter).
Lalu, ada Kalimantan Selatan (4 dokter), Aceh (4 dokter), Kalimantan Timur (3 dokter), Riau (4 dokter), Kepulauan Riau (2 dokter), DI Yogyakarta (2 dokter), Nusa Tenggara Barat (2 dokter), Sulawesi Utara (2 dokter), Banten (2 dokter), dan Papua Barat (1 dokter).
Merujuk data ini, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.
"Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar Covid-19 ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari.
"Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya"
"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan," tuturnya.
Ari menyebutkan, perhatian semua pihak diharapkan bisa membantu tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
"Tidak hanya masyarakat, namun Kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu"
"Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerjasama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," kata dia.
Gejala Virus Corona Beragam
Terungkap, saat ini gejala virus corona semakin beragam.
Mengetahui gejala Covid-19 semakin beragam, perlu mengetahui soal gejala virus corona.
Diketahui, ada 10 gejala Covid-19 yang wajib dikenali, lalu apa saja gejala virus corona itu?
Saat ini, virus corona atau Covid-19 masih terus menyebar di wilayah hampir seluruh dunia.
Dengan semakin banyaknya jumlah kasus positif, gejala yang timbul pun semakin beragam.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala terinfeksi virus corona sehingga bisa deteksi sejak awal.
Saat awal wabah virus corona merebak, gejala yang dialami penderitanya di antaranya demam, batuk, dan sesak napas.
Sekarang, ditemukan sejumlah gejala baru yang penting untuk dikenali.
Gejala-gejala terinfeksi virus corona umumnya muncul pada periode masa inkubasi sekitar 2 sampai 14 hari setelah terpapar.
Melansir CNN, berikut 10 gejala kunci yang penting untuk dikenali sebagai gejala terinfeksi virus corona:
1. Napas Pendek
Sesak napas umumnya muncul sebagai tanda penyakit mencapai tahap serius.
Bahkan, bisa muncul tanpa diiringi dengan batuk.
Para ahli mengatakan, saat dada terasa seperti diikat atau mulai merasa kesulitan untuk bernapas, harus bertindak cepat.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat telah menjabarkan tanda-tanda darurat lain saat terinfeksi Covid-19.
Tanda-tanda darurat itu adalah:
-Rasa sakit terus-menerus atau tekanan di dada
- Bibir atau wajah menjadi kebiruan yang menjadi indikasi kurangnya oksigen yang masuk
2. Demam
Demam merupakan salah satu tanda kunci dari Covid-19.
Namun, para ahli enggak mematok berapa angka suhu demam yang dialami.
Hal ini karena setiap orang bisa punya suhu demam yang berbeda.
Sementara itu, Dr. William Schaffner, seorang Profesor Kedokteran Pencegahan Penyakit Menular di Vanderbilt University School of Medicine, menyarankan, pengecekan suhu sebaiknya dilakukan pada sore dan menjelang petang.
3. Batuk Kering
Batuk merupakan gejala umum dari infeksi virus corona.
Akan tetapi, batuk yang muncul bukan batuk biasa.
Ia mengatakan, batuk karena gejala Covid-19 sangat menganggu.
Batuk kering yang terasa seolah berasal dari sesuatu yang jauh di dalam dada.
Meski batuk kering menjadi tanda, akan tetapi ada sebuah laporan dari WHO pada Februari 2020.
Disebutkan, 33 persen dari 55.924 orang dengan Covid-19 alami batuk berdahak atau lendir kental yang kadang disebut dahak.
4. Menggigil dan Tubuh Terasa Sakit
Seorang koresonden CNN, Cuomo, yang menderita Covid-19, mengatakan, ia menggigil, tubuhnya terasa sakit, dan demam tinggi saat malam hari.
Meski demikian, beberapa ahli menyebutkan, enggak semua orang selalu mengalami reaksi parah.
Beberapa mungkin enggak menggigil dan enggak merasakan sakit apa pun.
Penderita lainnya mungkin mengalami kedinginan seperti kondisi flu ringan, serta sendi dan otot pegal-pegal yang membuatnya sulit membedakan apakah itu flu atau Covid-19.
Yang perlu diperhatikan, tanda-tanda yang berpotensi sebagai gejala Covid-19 itu muncul dan enggak juga hilang setelah seminggu atau lebih.
5. Tanda-Tanda Darurat
Pada beberapa pasien, saat kondisi memburuk, mengalami sejumlah kondisi darurat.
Kalau tubuh enggak mampu untuk bangun atau beranjak dari posisi berbaring, atau kehilangan respons, hal ini bisa jadi tanda serius kalau kita membutuhkan perawatan segera.
Kalau seseorang menunjukkan gejala di atas disertai bibir biru, sulit bernapas, dan nyeri dada, maka harus segera mencari bantuan.
6. Masalah Pencernaan
Awalnya, para peneliti enggak menganggap diare atau masalah lambung sebagai tanda Covid-19.
Akan tetapi, pendapat tersebut berubah.
Sebuah studi menunjukkan saat gejala awal terinfeksi, beberapa penderita mengalami masalah pencernaan seperti diare dan seringkali enggak disertai demam.
Pasien yang mengalami masalah pencernaan ini kebanyakan terlambat menjalani uji Covid-19 dibandingkan pasien yang mengalami gejala sesak napas.
7. Mata Merah
Penelitian di Tiongkok, Korea Selatan, dan beberapa negara lain menunjukkan, sekitar 1 sampai 3 persen penderita Covid-19 juga mengalami gejala konjungtivitis atau mata merah muda.
Ketika kondisi ini terjadi, maka sudah ada potensi untuk menularkan.
Konjungtivitis terjadi akibat peradangan karena adanya virus pada lapisan jaringan tipis dan transparan yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata yang disebut konjungtiva.
Kondisi mata merah muda patut dicurigai sebagai tanda Covid-19 saat diikuti beberapa tanda lain seperti demam, batuk, atau sesak napas.
8. Kehilangan Bau dan Rasa
Hilangnya kemampuan dalam mencium bau dan rasa bisa menjadi gejala yang tidak biasa pada penderita Covid-19 dengan tingkatan kasus ringan hingga sedang.
Sejumlah ahli menyebutkan, anosmia, yang berarti hilangnya penciuman, ditemukan menjadi salah satu gejala yang dialami sejumlah pasien.
Hal ini juga membuat berkurangnya napsu makan penderita.
Menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, anosmia ditemukan terjadi pada pasien positif Covid-19 yang enggak mengalami gejala lainnya.
9. Kelelahan
Orang yang mengalami kelelahan ekstrem bisa menjadi tanda awal virus corona.
WHO melaporkan, hampir 40 persen dari 6.000 orang positif Covid-19 mengaku seperti mengalami kelelahan.
Rasa lelah ini bahkan bisa berlanjut lama setelah virus hilang.
Laporan sejumlah penelitian menyebutkan, orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 mengaku masih merasa kelelahan dan kekurangan energi setelah masa pemulihan beberapa minggu.
10. Sakit Kepala, Sakit Tenggorokan, dan Hidung Tersumbat
Laporan WHO juga menemukan, hampir 14 persen dari hampir 6.000 pasien Covid-19 di Tiongkok mengalami gejala sakit kepala dan sakit tenggorokan.
Sementara, hampir 5 persen mengalami hidung tersumbat.
Meskipun bukan tanda umum dan lebih mirip ke flu, akan tetapi gejala Covid-19 pada dasarnya bisa tampak seperti flu termasuk sakit kepala dan masalah pencernaan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "136 Dokter Meninggal akibat Covid-19, IDI: Ini Situasi Krisis dalam Pelayanan Kesehatan" dan ""222 Peserta CPNS Positif Covid-19, Tes SKB Dijadwal Ulang, Ini Rinciannya", dan di GridKids berjudul "Semakin Beragam, Inilah 10 Gejala Virus Corona yang Paling Penting untuk Dikenali"