Gagal CPNS 5 Kali hingga Sempat Putus Asa, Sebuah Kisah Inspiratif Guru Tunadaksa di Bandung



Di tengah keterbatasan, tak ada istilah menyerah dalam kamus kehidupan. Setidaknya itulah motivasi yang terus digenggam oleh Dadan, seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 20 Bandung.

Guru tunadaksa ini terus ingin berbagi semangat kepada sesama agar mereka dapat memperjuangkan cita-cita.Dadantentu telah melalui perjalanan panjang untuk tak mudah menyerah.

Sebagai abdi negara, pria bernama lengkap Dadan Mochammad Ramdan ini berpesan bahwa apapun yang dikerjakan dengan penuh perjuangan, maka keterbatasan tidak akan menjadi kendala. Berikut kisah lengkapnya:

Melupakan Kekurangan yang Dimiliki


Dadan mengungkapkan jika sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, dirinya bersekolah di sekolah umum (bukan sekolah khusus disabilitas).

Kendati demikian, ia berhasil meraih berbagai prestasi. Salah satunya peringkat tiga besar yang selalu ia raih semasa sekolah hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dadan terus fokus menuju apa yang akan diraihnya.

Pasca lulus SMA, ia sempat jeda satu tahun. Namun usahanya membuahkan hasil hingga ia bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Islam Nusantara (Uninus).

"Saat itu, saya kuliah (jurusan apa pun) enggak masalah, yang penting ada kesempatan dulu. Jika sudah masuk, saya harus totalitas. Tahu cara belajar maksimal dengan tetap bertanggung jawab," tuturnya beberapa waktu lalu.

Memupuk Totalitas



Saat kuliah, Dadan terus memupuk motivasinya yang kadang goyah. Banyak dari kalangan dosen yang mendukung perjuangannya. Di antaranya, dosen mata kuliah morfologi dan dosen pembimbing yang selalu memupuk kepercayaan diri Dadan.

"Mereka memberikan support saya dengan luar biasa," ungkapnya.

Sempat Putus Asa karena Gagal CPNS 5 Kali



Namun ada suatu masa di mana semangatnya itu sempat terputus. Hal itu terjadi saat Dadan mengalami kegagalan ketika berjuang untuk menjadi abdi negara melalui pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Bahkan ia menuturkan pernah sempat kehilangan harapan (hopless) saat mengetahui dirinya telah gagal lolos selama 5 kali mendaftar. Namun berkat dorongan dari orang tuanya ia berhasil lolos di pendaftaran ke enam.

"Sebetulnya hopeless, cuma jadi ingat Mamah yang tetap nyuruh daftar. Akhirnya di-cumponan dulu dan Alhamdulillah karena proses ikhtiar serta doa orang tua, saya bisa sampai di sini," tuturnya.

Guru adalah Pemberi Contoh

Bagi Dadan, terdapat tantangan tersendiri saat ia menjadi pendidik. Baginya, guru merupakan teladan yang harus memberi contoh.

"Jika tidak bisa memberi contoh mulai dari hak dan kewajibannya, bagaimana seorang guru bisa mencerminkan kesuksesan bagi anak-anak," tegasnya.

Selain itu, lanjutnya, peran guru tidak hanya sebagai sosok yang memberikan tugas. Tetapi alangkah baiknya jika guru bisa menjadi teman bagi anak didiknya.

"Guru itu bukan hanya dikenang, tapi harus bisa mengenang karena guru adalah sosok panutan dan teladan," ucapnya.

Melalui prinsip tersebut, Dadan bertekad untuk mengabdikan diri sebagai seorang guru. Baginya, menjadi tenaga pendidik tidak hanya sekedar mengajar, tapi juga harus menginspirasi.