Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Ridwan Rumasukun mengatakan lowongan khusus bagi lulusan SMA itu akan dibuka dengan melakukan penerimaan melalui kantor distrik setempat. “Misalnya [di] Distrik Waris, ya yang diterima mereka yang tinggal di sana. Jangan tinggal di Jayapura baru diterima [untuk ditempatkan] di Waris,” kata Rumasukun di Jayapura, Selasa (6/10/2020).
Selain akan mengusulkan 130 lowongan khusus bagi lulusan SMA, Rumasukun menyatakan Pemerintah Kabupaten Keerom juga akan mengangkat 170 lowongan tenaga honorer 2013 menjadi CPNS. Menurutnya, pemberkasan dokumen penangkatan itu telah final, dan tinggal menunggu inpun data secara daring ke database Badan Kepegawaian Negara serta Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
Rumasukun meminta semua pihak mengawal proses perekrutan CPNS di Keerom, untuk menjawab berbagai kendala yang selama ini terjadi. “Pada saat perekrutan, saya mohon bantuan dari teman-teman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Keerom, dewan adat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan teman-teman semua, agar kami bisa membuat semua proses transparan,” kata Rumasukun.
Rumasukun berharap informasi yang disampaikannya dapat diteruskan kepada masyarakat. “Saya juga minta agara informasi ini bisa disampaikan ke masyarakat, agar para pencari kerja yang tidak terakomodir dalam pengangkatan CPNS 2018, tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang banyak,” ujarnya.
Sebelumnya, pengumuman hasil tes CPNS Kabupaten Keerom pada Kamis (1/10/2020) menimbulkan amuk massa di Arso, ibu kota Kabupaten Keerom, karena dinilai tidak memenuhi kebijakan afirmasi untuk memberikan 80 persen lowongan kepada orang asli Papua. Massa yang marah membakar dua kantor pemerintah di Arso.
Tim Penyidik Satuan Reskrim Polres Keerom telah memeriksa 16 saksi dan menetapkan lima tersangka dalam insiden itu. “Sejumlah lima orang tersangka tersebut ada yang tertangkap tangan, ada juga yang dari hasil pengembangan penyelidikan. Untuk barang bukti sudah dikumpulkan dan saat ini telah dibawa ke laboratorium forensik untuk didalami,” kata Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Paulus Waterpauw.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G