Dan inilah peringkat 10 besar itu :
- Universitas Terbuka dengan 9.436 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan 3.452 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan 3.318 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dengan 2.468 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan 2.403 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan 2.334 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Diponegoro (Undip) dengan 2.017 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan 1.789 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Sumatera Utara (USU) dengan 1.708 pelamar dinyatakan lolos
- Universitas Sriwijaya (Unsri) dengan 1.630 pelamar dinyatakan lolos
Wow. Almamater saya, Universitas Terbuka, duduk di peringkat satu, duong. Ya, meskipun sebenernya, nggak ada pengaruhnya sama hidup saya, sih. Lha wong saya ini termasuk yang gagal tembus CPNS, kok. Namun minimal, sebagai salah satu alumni, saya merasa bangga. Hidup UT!
Kembali ke daftar peringkat yang dirilis oleh BKN. Jika diperhatikan, selisih antara UT sebagai peringkat satu dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai peringkat kedua, sangatlah jauh. Hampir 3 kali lipatnya. Persisnya selisih 5.984 orang. Coba bandingkan dengan selisih peringkat yang lain. Peringkat 2 dengan peringkat 3, misalnya, selisihnya cuma 134 orang. Peringkat lain pun sama. Selisihnya hanya di angka puluhan dan ratusan, tidak sampai ribuan. Artinya apa? Artinya lulusan UT yang keterima CPNS itu memang buanyakkk, Ngab!
Bukan mau sombong, apalagi narsis, loh ya… Namun, fakta bahwa alumni UT itu paling banyak diterima sebagai CPNS itu memang tidak mengejutkan. Biasa saja. Sudah sewajarnya terjadi. Kenapa? Nih, saya kasih tahu rahasianya. Pertama, karena mahasiswa UT itu adalah pejuang: belajar sendiri, berusaha memahami sendiri, mumet pun sendiri. Lha, gimana, ya? Di UT itu kan serba “gaib”. Yang sudah pernah baca tulisan saya tentang UT sebelumnya pasti paham di mana letak kegaiban UT yang saya maksud.
Nah, untuk bisa bertahan dari kegaiban UT inilah, para mahasiswanya dituntut kemandirian belajar yang luar biasa. Iklim belajar secara mandiri itu kemudian terbawa manakala mahasiswa UT terjun untuk mempersiapkan tes CPNS. Segala latihan soal dan materi yang berkaitan dengan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dilahap begitu saja. Nggak pakai ngeluh, nggak pakai cengeng. Sudah terbiasa belajar. Pasalnya, mahasiswa UT sadar, belajar adalah cara mereka mendapat nilai. Bukan dengan mengirim martabak ke dosennya. Ye kan nggak tau rumah dosennya~
Rahasia kedua, mengapa alumni UT banyak yang diterima CPNS adalah karena mahasiswa UT cenderung terbiasa untuk memiliki manajemen waktu yang baik. Jangan lupa, UT itu kan sistem pembelajarannya jarak jauh. Kalau mahasiswanya tidak punya manajemen waktu yang baik ya bakalan mentah di jalan. Dan manajemen waktu yang baik ini juga menjadi salah satu faktor keberhasilan saat mengerjakan soal-soal tes CPNS. Jadi, kurang apa coba mahasiswa UT itu? Mandiri belajar iya, manajeman waktunya baik pula! Sungguh mahasiswa UT adalah calon mantu idaman. Eh.
Kalau setelah saya jelaskan panjang lebar begini masih ada yang ngeyel dan tidak percaya bahwa UT layak menjadi peringkat pertama dalam hal sumbangsihnya terhadap penerimaan CPNS, saya akan berikan satu alasan lagi. Alasan ketiga mengapa UT bisa jadi universitas yang alumninya paling banyak diterima CPNS, karena jumlah mahasiswa UT juga lebih banyak dibanding universitas lain.
Ibarat orang ikut undian, semakin banyak kupon yang kita masukkan maka semakin besar pula kesempatan kita untuk menang. Nah, berhubung mahasiswa ini jumlahnya banyak, maka peluang untuk diterima dalam seleksi penerimaan CPNS juga lebih besar. Bagaimana? Alasan terakhir susah, kan, untuk dibantah? Maka, terima saja kenyataan jika untuk urusan penerimaan CPNS, kampusmu kalah dengan UT. Hidup UT!