Lowongan 1 Juta PPPK Guru , 260.000 Tenaga Medis dan 100 Penyuluh Akan dibuka Tahun 2021

Suparjo Ramalan 
Pemerintah Akan Buka Lowongan 1 Juta PPPK Guru dan 260.000 Tenaga Medis Tahun Depan
Pemerintah akan membuka lowongan 1 juta pegawai PPPK untuk guru, 260.000 tenaga medis dan ratusan penyuluh. (Foto: Sindonews)

Pemerintah berencana akan menambah jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di sejumlah instansi pemerintahan. Penambahan itu dilakukan pada 2021 mendatang melalui rekrutmen ASN.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya akan menambahkan 1 juta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk guru, 260.000 tenaga medis yang terdiri atas dokter, perawat dan bidan, dan 100-an tenaga penyuluhan.

Penambahan jumlah guru, tenaga kesehatan dan penyuluhan menjadi pertimbangan karena karena Sumber Daya Manusia (SDM) di tiga instansi ini dinilai masih kurang. 

"Kita ada 4,2 juta (ASN), tahun depan kita akan tambah lagi, 1 juta pegawai PPPK untuk guru, karena kita masih kurang guru, 260.000 mulai dokter, perawat dan bidan, masih ada 100-an masih berkaitan dengan tenaga-tenaga penyuluhan. Mudah mudahan lewat perencanaan rekrutmen," ujar Tjahjo, Senin (28/12/2020).  

Penambahan jumlah ASN juga akan diikuti dengan perbaikan atau peningkatan tunjangannya. Sementara itu, saat ini, mencapai 4,2 juta orang yang tersebar di semua instansi pemerintahan.

"Nanti kita carikan berapa gaji pokok, tunjangan, serata yang lain-lain, kita himbau dengan cara yang bagaimana, dengan kebijakan masing-masing," katanya. 

Pemerintah akan mengoptimalkan tunjangan Aparatur Sipil Negara. Namun, saat ini pemerintah masih mengkaji secara mendalam. Kenaikan tunjangan seharusnya dilakukan pada 2020 ini, namun karena terkendala pandemi Covid-19 ditunda sementara waktu.

Meski demikian, Tjahjo membeberkan, tunjangan ASN akan naik signifikan. Di mana, untuk posisi ASN yang paling bawah akan mendapatkan tunjangan minimal Rp9 hingga Rp10 juta. "Insya Allah harusnya tahun ini karena ada pandemi Covid-19, tunjungan ASN juga kita tingkatkan maksimal. Jadi pegawai paling rendah ASN itu bisa minimal Rp 9 hingga Rp 10 juta," ujarnya. 

Tjahjo menegaskan, kenaikan tunjangan ASN tidak diikuti kenaikan gaji pokok. Hal itu karena ada skema yang diberikan pemerintah berupa kenaikan dana pensiunan. Kenaikan dana pensiunan sudah dihitung oleh pihak Kemenpan RB dengan PT TASPEN (Persero) atau Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri. 

"Ini saya kira tugas kami di PanRB dan Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) bahwa memang gaji pokok tidak mungkin naik karena menyangkut pensiun, tapi kami dengan mitra kami, Taspen, sudah menghitung dengan baik, ada subsidi pensiun yang akan ditingkatkan," kata Tjahjo.