Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih bicara soal tes PPPK. Ilustrasi Foto: Ricardo/
Ketum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih mengungkapkan kelegaannya karena masalah pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) hasil rekrutmen Februari 2019 mulai terselesaikan.
Namun, di sisi lain, masih ada masalah lainnya yang harus dituntaskan.
Sisa honorer K2 yang mencapai 300 ribu lebih masih menjadi semacam sisa beban bagi Titi.
Seleksi 1 juta guru PPPK 2021 menjadi kesempatan bagi honorer untuk bisa menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara).
Titi berupaya membantu para guru honorer K2 yang ingin mendaftar seleksi PPPK.
Titi 'bergerilya' mencari contoh soal seleksi PPPK, untuk menjadi bahan persiapan honorer K2 yang akan ikut seleksi PPPK 2021.
Titi juga terus menguatkan honorer K2 yang akan ikut tes bahwa kesiapan mental paling utama.
"Mental itu harus kuat. Walaupun sudah belajar, tetapi bila mental tidak kuat, pikiran akan blank," kata Titi , Jumat (4/12).
Dia mengungkapkan, dalam tes nanti yang paling sulit dihadapi adalah seleksi kompetensi teknis.
Untuk seleksi kompetensi manajerial dan kompetensi sosial struktural lebih mudah. Begitu juga tes wawancara.
Seleksi kompetensi teknis ini menyangkut penguasaan teori.
Padahal, honorer K2 sudah banyak yang lupa dengan teori saat kuliah dulu.
"Di sini mental honorer K2 harus kuat. Kalau tenang, insyaallah mudah mengerjakan soal-soal. Saat tes 2019, banyak yang tidak lulus di kompetensi teknis, jadi ini harus diperhatikan betul," terangnya.
Titi berharap kesempatan yang tersisa ini bisa dimanfaatkan honorer K2 untuk belajar.
Walaupun secara praktik tidak diragukan kemampuan honorer K2 lagi tetapi penguasaan teori tetap diperlukan sehingga harus juga dipersiapkan. (esy/jpnn)