Ketua umum Forum Guru Honorer Bersertifikasi Sekolah Negeri (FGHBSN) Nasional Rizki Safari Rakhmat mempertanyakan janji pemerintah membuka rekrutmen guru CPNS.
Janji tersebut disampaikan pemerintah setelah menuai protes dari berbagai kalangan karena berencana menghentikan rekrutmen guru CPNS.
"Tujuan rekrutmen satu juta guru PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) memang untuk menyelesaikan masalah guru honorer, pemerataan guru, dan memenuhi kebutuhan guru. Kami apresiasi itu," kata Rizki , Sabtu (9/1).
Namun, lanjutnya, para guru honorer tanpa batasan usia diarahkan untuk berebut kursi PPPK.
Mestinya hanya guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi yang bisa ikut tes PPPK, tanpa bersaing dengan fresh graduate.
Sedangkan guru muda dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) ikut tes CPNS.
"Mestinya pemerintah membuka juga formasi guru CPNS agar lulusan PPG maupun Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) bisa ikut. Bukan malah semuanya ke PPPK," terangnya.
Begitu jadi polemik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara memberikan klarifikasi rekrutmen guru CPNS akan tetap ada.
Namun, pemerintah tidak memberikan kepastian yang jelas kapan pelaksanaannya. Apakah tahun ini atau tahun berikutnya.Rizki menambahkan, di kalangan guru, sudah mengetahui kalau pemerintah tiba-tiba mengubah keputusan dari pengadaan guru CPNS menjadi PPPK. Itu tertuang dalam Surat Edaran MenPAN-RB per 1 Desember 2020 yang ditujukan kepada seluruh Badan Kepegawaian Daerah.
"Jadi ada permintaan KemenPAN-RB untuk mengubah formasi guru CPNS tahun 2020 yang telah diajukan ke formasi guru PPPK 2021," ujarnya.
Kebijakan tersebut, menurut Rizki memupus harapan para guru atau lulusan calon guru untuk diakui status kepegawaiannya menjadi PNS pada 2021.
"Mahasiswa LPTK itu cita-citanya menjadi guru PNS, bukan PPPK. Sebenarnya pemerintah harus membuka rekrutmen guru CPNS juga," pungkas Rizki Safari Rakhmat. (esy/jpnn)