Rekrutmen PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) bakal digelar April mendatang.
Sayangnya, tenaga teknis administrasi baik honorer K2 maupun non K2 tidak punya kesempatan ikut.
Formasi yang disiapkan pemerintah tahun ini tidak ada tenaga teknis dan administrasi.
Kondisi tersebut semakin membuat posisi tenaga teknis dan administrasi terpinggirkan. Padahal mereka selama ini telah bekerja belasan hingga puluhan tahun, mengisi posisi yang ditinggalkan pensiunan PNS.
"Entahlah tidak bisa berkata-kata lagi. Bingung mau bagaimana lagi. Segala cara sudah dilakukan tetapi nihil hasilnya," kata Arfii, pengurus Forum Honorer K2 Tenaga Teknis Administrasi (FHK2TA) , Kamis (7/1).
Pemerintah, lanjutnya, sudah tidak peduli dengan honorer K2 tenaga teknis dan administrasi, yang difokuskan hanya penyelesaian masalah guru honorer K2, non K2, dan guru swasta.
Bahkan fresh graduate juga diberikan kesempatan berkompetisi dengan honorer yang didominasi guru tua.
"Kalau melihat gelagatnya sih, saya pesimistis pemerintah akan memproses regulasi penyelesaian honorer K2. Apa lagi dengan kebijakan khusus untuk mengangkat kami menjadi PNS dan PPPK," ucapnya.
Walaupun begitu, Arfii mengungkapkan masih cukup banyak honorer K2 yang tetap ingin berjuang. Mereka yakin, tidak ada perjuangan yang tidak membawa hasil.
"Makin ke sini, sudah kian jelas arah kebijakan pemerintah. Menggiring seluruh honorer K2 dan non K2 menjadi PPPK. Teman-teman yang ikut tes hanya diberikan kesempatan tiga kali, berarti kalau tidak lulus juga, mereka dikembalikan ke daerah mau diapakan," beber Arfii.
Bila memang pemerintah menginginkan usia 35 tahun ke atas menjadi PPPK, Arfii meminta pemerintah memberikan kesempatan bagi 200 ribu lebih honorer K2 tenaga teknis dan administrasi ikut seleksi PPPK. (esy/jpnn)