Dia berulang kali menyeka keringat di dahinya.
Seorang petugas yang menghampirinya, meminta dia keluar barisan. Risalatul ternyata sedang hamil tujuh bulan.
Warga Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang itu berangkat ke komplek Kantor Pemkot Salatiga sejak 06.00 WIB.
"Saya lebih baik menunggu daripada terlambat, bisa sekalian istirahat," jelasnya, Senin (20/9/2021).
Risalatul melamar untuk formasi Analis Kesejahteraan Masyarakat. Dia sebelumnya bekerja di pabrik garmen.
"Ini adalah kesempatan kedua saya ikut seleksi CPNS, setelah tahun kemarin ikut di Kabupaten Semarang," ungkapnya.
Dia memersiapkan diri dengan sebaiknya agar lolos dalam seleksi CPNS.
"Terus terang, saya ingin menjadi PNS karena berniat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tentu jadi PNS secara pendapatan lebih baik dari pada menjadi karyawan pabrik," kata Risalatul.
"Terima kasih kepada petugas yang memprioritaskan saya karena hamil sehingga antre tidak terlalu lama, semoga nanti hasil tes saya juga lolos," harap Risalatul.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Salatiga, Muthoin mengatakan SKD diikuti.
Sebanyak 1.954 peserta dengan rincian 1.721 peserta seleksi CPNS dan 233 peserta PPPK.
"Para peserta tersebut akan memperebutkan 235 formasi yang terdiri atas 171 formasi CPNS dan 64 formasi PPPK," terangnya.
Muthoin mengungkapkan ada 21 formasi yang tidak ada pelamarnya.
"Karena kosong, maka tahun depan kita coba ajukan lagi. Semoga tahun depan dari pusat bisa membuka formasi tersebut untuk mengisi kekosongan," paparnya.
Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto yang meninjau pelaksanaan SKD tersebut mengungkapkan peserta seleksi harus yakin dengan dirinya sendiri.
"Jangan sekali-kali percaya dengan calo yang bilang bisa memasukkan jadi pegawai negeri dengan membayar nominal tertentu. Kalau ada yang seperti itu, langsung laporkan saja," kata dia.kompas