Ilustrasi peserta seleksi PPPK. (Foto: Ant) Seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahap 1 telah berakhir. Selama pelaksanaan seleksi, banyak cerita haru yang beredar.
Mulai dari datang ke tempat seleksi dengan menggunakan celana yang diikat tali rafia, hingga guru yang sudah tua hingga harus dibantu memasuki ruangan tes.
Kejadian haru juga tidak hanya dialami saat tes, tetapi juga bagi mereka yang berhasil lulus seleksi. Berikut adalah beberapa kisah haru guru yang lulus seleksi PPPK:
• Ucapan Selamat dari Nadiem
Seorang guru honorer di Kabupaten Lombok Tengah, SM, lolos seleksi pertama guru aparatur sipil negara pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN PPPK) 2021. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim turut menyampaikan ucapan selamat untuk keberhasilannya.
Ia sempat menginap di rumah SM ketika melakukan kunjungan ke NTB, Kamis (7/10/2021) lalu. SM telah menjadi guru honorer selama 25 tahun. Sebelumnya, Ia pernah menolak kesempatan kerja dengan gaji 4-5 kali lipat gajinya saat ini.
Namun, pria yang mengabdi di SMP Negeri 1 Praya Timur ini tetap memilih karir sebagai guru. Alasannya adalah karena mendapat kepuasan melihat murid-muridnya sukses. • Tidak Menyangka Akan Lulus
Kisah W (43), seorang guru honorer di SMPN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon cukup mengharukan. Ia dinyatakan lulus program PPPK setelah 16 tahun mengajar yaitu 5 tahun menjadi guru SD, dan 11 tahun menjadi guru SMP.
Gajinya yang hanya sebesar Rp 600 ribu per bulan tidak menghentikannya dalam mengabdi. Selain giat mengajar sebagai guru, ia juga ikut andil membangun minat literasi warga sekitarnya. Di rumahnya, ia membuka perpustakaan yang disebut Layanan Masyarakat Baca ‘Pado Maco’.
Selain perpustakaan, iia juga berkeliling desa untuk menunjukkan buku-buku dari perpustakaannya. Buku-buku ini diperolehnya dengan merogoh kocek pribadi yang tidak seberapa. Selain perpustakaan gratis, ia juga membuka PAUD sekaligus memberikan pengajaran membacapada masyarakat di sekitar kediamannya.
Dengan lulus program PPPK, W berharap dapat terus meningkatkan kesejahteraan keluarga dan usahanya dalam mencerdaskan masyarakat sekitar lingkungannya.
• Lulus di Usia Senja
Hari pengumuman seleksi PPPK merupakan hari yang penuh rasa syukur bagi EZ (50). Di usianya yang sudah tidak muda lagi, EZ tidak menyangka bisa lulus. Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMK Negeri 2 Jepara ini telah mengabdikan diri sebagai guru selama 13 tahun.
Ia tidak pernah mempersoalkan masalah gaji yang diterima. Baginya, berapapun jumlahnya ia tetap harus bersyukur. Saat menjalani tes, EZ berhasil menjalani prosedurnya dengan lancar, mulai dari tes kompetensi manajerial, sosio kultural, hingga tahap wawancara.
Ia sadar betul akan beratnya tanggung jawab yang akan diembannya ketika menjabat sebagai guru PPPK. Namun, ia mengaku telah siap dengan resiko tersebut karena telah terbiasa bekerja ekstra sebelumnya.
Tugasnya sebagai guru BK membuat EZ harus rutin mengecek perkembangan anak-anak didik di sekolah tempatnya mengabdi. Termasuk saat pandemi. Karenanya, EZ merasa sanggup mengemban tanggung jawab baru yang akan didapatkannya usai lulus seleksi PPPK ini.Okz