emaja putri asal Kota Dingin Takengon ini, meraih nilai tertinggi di tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan perolehan nilai 389
Pasalnya, remaja putri asal Kota Dingin Takengon ini, meraih nilai tertinggi di tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan perolehan nilai 389.
Bahkan Reny menduduki rangking pertama dari 22 calon mahasiswa yang mengikuti seleksi.
Walau mendapat rangking pertama di tahap SKD, tetapi Reny Octavira dinyatakan tidak lulus masuk sekolah kedinasan tersebut.
Justru yang lulus, peserta yang memiliki nilai jauh dibawah Reny Octavira.
Kekecewaan tersebut, bukan hanya dirasakan oleh Reny Octavira. Tetapi, orang tuanya merasa tidak puas dengan hasil seleksi yang dinilai kurang transparan.
Ayah Reny Octavira, Ruhdi , Selasa (5/10/2021) menuturkan, jika pihaknya telah melayangkan surat protes atau keberatan ke Kementerian Perhubungan Darat terkait dengan hasil tes masuk Politeknik Transportasi Darat Indonesia.
“Saya mempertanyakan kinerja panitia seleksi. Ini jelas kami ragukan. Anak kami mendapatkan nilai tertinggi dari 22 peserta, namun gagal lulus di Politeknik Transportasi Darat Indonesia,” ujar Ruhdi.
Dasar orang tua Reny Octavira melayangkan surat protes, bukan hanya karena meragukan hasil pada tahap seleksi SKD.
Tapi panitia seleksi juga dinilai masih kurang transparans dalam mengumumkan nilai tes psikologi, kesehatan, jasmani serta wawancara.
“Seharusnya hasil ini, bisa di akses oleh peserta. Tapi semua sangat tertutup, sehingga terkesan ada permainan dalam penerimaan ini, ” keluh Ruhdi.
Anehnya lagi, sebut Ruhdi, dalam kuota D-III Managemen Transportasi Jalan yang diluluskan panitia seleksi justru peserta yang sebelumnya menduduki rangking 4 atas nama Ansharudin Karfi dan rangking 9 atas nama Hendri Amaliah.
“Berbagai upaya sudah kami tempuh untuk mempertanyakan bagaimana sebenarnya proses seleksi ini. Termasuk telah melayangkan surat terbuka, salah satunya ditujukan ke Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah,” ungkap Ruhdi.
Selain ke Gubernur Aceh, Ruhdi juga telah melayangkan surat keberatan ke Kementerian Perhubungan Darat, Ketua DPR Aceh, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Tengah.
Ruhdi menambahkan, isi surat yang ia layangkan berkaitan dengan keberatan atas kinerja panitia seleksi yang diduga bermain dengan tidak meluluskan peserta sesuai dengan nomor urut yang sesungguhnya.
“Saya menduga panitia seleksi telah bekerja dengan tidak baik karena mengambil kelulusan tidak berdasarkan nomor urut. Dan kami meminta pihak terkait untuk meluruskan permasalahan ini,” pungkas Ruhdi.
Sementara itu, proses seleksi masuk Politeknik Transportasi Darat Indonesia, untuk Provinsi Aceh, telah dilaksanakan pada bulan September 2021 lalu yang dipusatkan di Kota Banda Aceh. (*) Aceh Tribun