Nadiem: Guru Honorer Bisa 3 Kali Ikut Seleksi PPPK Guru 2021

Mendikbudristek mengunjungi SMPN 1 Kuta Selatan untuk meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional, didampingi Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo. 
     Dok. Kemendikbud RistekMendikbudristek mengunjungi SMPN 1 Kuta Selatan untuk meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional, didampingi Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Anindito Aditomo. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkapkan seleksi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan perjuangan yang sudah diupayakan sejak lama.

Nadiem menekankan, Kemendikbud Ristek akan memastikan dan berjuang agar guru-guru honorer yang memang layak untuk menjadi PPPK dapat meningkat kesejahteraannya.

“Ini merupakan program prioritas Merdeka Belajar,” tegasnya, seperti dilansir dari laman Kemendikbud Ristek, Jumat (15/10/2021).

Nadiem berharap, program ini akan membuat siswa memiliki guru yang berkualitas untuk menunjang kemajuan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Ia juga mengucapkan selamat kepada guru honorer yang telah lolos seleksi guru ASN PPPK. Ia berharap agar guru yang telah lolos dapat membantu dan memotivasi rekan guru honorer lainnya untuk terus semangat berjuang mengikuti tes seleksi.

Bagi guru honorer yang belum lolos seleksi, Nadiem menegaskan bahwa guru honorer memiliki kesempatan hingga tiga kali mencoba seleksi PPPK Guru.

“Bagi yang belum lolos, terus belajar dan jangan putus asa mencoba. Bapak Ibu punya kesempatan hingga tiga kali untuk mengikuti seleksi,” ujarnya.

Sementara itu, bagi guru honorer yang sudah lolos tapi belum mendapat formasi, Nadiem meminta untuk bersabar.

“Kami berjuang dan terus berjuang agar tahun depan ada formasi untuk Bapak/Ibu di sekolah tempat guru-guru mengajar,” tekan Nadiem.

Dari hasil kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu, Nadiem juga menceritakan keharuannya mendengar curhatan guru honorer yang mengajar di PAUD dan hanya digaji 100 ribu per bulan.

“Guru-guru hebat yang saya temui selama kunjungan kerja adalah guru yang digaji 100-500 ribu per bulan dan kadang tidak tepat waktu (pembayarannya). Mereka sudah membuktikan selama bertahun-tahun mengabdi bahwa mengajar bukan untuk uang, tapi untuk (kemajuan pendidikan) anak-anak,” jelasnya.

Nadiem pun meminta pemda setempat untuk memastikan formasi guru honorer yang memang dibutuhkan dapat segera didaftarkan supaya peluang guru honorer menjadi ASN PPPK dapat terserap dengan maksimal.kompas