Kapolsek Pringgarata Iptu Derpin Hutabarat menyampaikan, korban bunuh diri diduga depresi, salah satunya karena tidak lolos tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Dari keterangan suaminya bahwa korban mengalami depresi akibat banyaknya permasalahan yang dihadapi, seperti ingin mendirikan toko, sering mengikuti tes PPPK namun tidak lulus," kata Derpin dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Disampaikan Derpin, korban sering minum obat-obatan yang di beli secara online untuk mengatasi persoalannya tersebut.
"Korban sering mengonsumsi obat yang dibeli secara online, serta sering terjatuh dari atas kendaraan," kata Derpin.
Kejadian bunuh diri tersebut, menurut Derpin, diketahui oleh sang anak yang melihat ibunya tergantung di ruang tamu dan kemudian memberitahukan warga setempat.
Mengetahui peristiwa tersebut para warga menghubungi Kepolisian Sektor Pringgarata.
Setelah melakukan olah TKP, pihak Polsek selanjutnya menurunkan jenazah dan kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak UPTD Puskesmas Pringgarata.
Dari hasil pemeriksaan, pihak Puskesmas Pringgarata menemukan kotoran di bagian paha kiri.
Korban diperkirakan meninggal dunia kurang dari dua jam yang ditandai dengan belum terjadinya kaku pada mayat maupun tidak ditemukan adanya lebam.
Dari peristiwa tersebut, pihak keluarga korban tidak ingin melakukan autopsi dan menganggap bahwa peristiwa tersebut merupakan musibah.
"Suami maupun keluarga korban, menerima kejadian tersebut sebagai suatu musibah, serta menolak untuk dilakukan autopsi," jelas Derpin.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
kompas