Pada 16 Desember, mereka akan melihat pengumuman Panselnas, apakah akan dinyatakan lulus atau tidak.
Menurut Dewan Pembina Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih, ada perbedaan antara guru honorer, swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) menantikan pengumuman tes PPPK tahap II ini.
Guru swasta dan lulusan PPG walaupun waswas, tetapi tidak sebesar guru honorer negeri. Ini karena mereka sudah mengantongi nilai kompetensi teknis 500 poin.
"Yang ketar-ketir ini guru honorer negeri, apalagi yang sudah dua kali ikut tes. Mereka sebenarnya sudah enggak semangat lagi," kata Titi , Selasa (14/12).
Meski sudah menjadi guru PPPK, Titi masih menjadi tempat pengaduan guru honorer negeri. Pasalnya, pada seleksi kedua ini banyak guru honorer K2 yang melampaui passing grade.
Namun, hal itu belum menjamin bisa lulus formasi PPPK.
Titi mengungkapkan para guru honorer negeri ramai membahas hasil tes PPPK tahap II. Guru swasta dan lulusan PPG rerata memiliki angka tinggi melebihi passing grade.
"Bukannya mau mendahului Panselnas, tetapi kalau melihat hasil tesnya sepertinya guru swasta dan lulusan PPG yang paling banyak mengisi formasi di sekolah negeri," ungkapnya.
Prediksi Titi ini karena ketentuan kelulusan PPPK guru tahap II, tidak ada proteksi bagi guru honorer negeri.
Semua peserta berhak mengisi formasi PPPK asalkan lulus passing grade dan ranking terbaik.
Dia berharap dalam penentuan kelulusan nanti Panselnas tetap memberikan prioritas bagi guru honorer negeri.
Jika tidak ada guru honorer negeri yang memenuhi passing grade, baru formasinya diisi guru swasta dan lulusan PPG.
"Semoga pengumumannya enggak molor. Mudah-mudahan guru honorer negeri tetap diberikan prioritas dalam seleksi PPPK guru tahap II," seru Titi Purwaningsih.esy/jpnn