Ketua Paguyuban GTT/PTT Kabupaten Kebumen Musbihin merasa risau hatinya. Foto dokumentasi pribadi
Nasib para guru honorer negeri terancam. Diperkirakan terjadi migrasi guru swasta ke sekolah negeri.
Kondisi ini menurut Ketua Paguyuban GTT/PTT Kabupaten Kebumen Musbihin sudah tergambar dari hasil kelulusan PPPK guru tahap 2 yang diumumkan Kemendikbudristek pada 16 Desember 2021.
Kelulusan PPPK guru ini memang akan diumumkan lagi pada 21 Desember, tetapi tidak mengubah hasil sebelumnya (16 Desember).
"Sejak 17 Desember, air mata saya menetes terus. Banyak guru honorer yang menelepon saya sambil menangis," ungkap Musbihin , Minggu (19/12).
Mereka, kata Musbihin, melapor kalau tidak lulus lagi. Sudah terbayang bagaimana mereka nanti kalau formasinya sudah diisi guru bersertifikasi pendidik yang didominasi guru swasta.
Yang membuat Musbihin makin sedih karena teman-teman GTT lulus passing grade, tetapi kalah ranking dengan guru swasta.
"Sepertinya migrasi guru swasta ke sekolah negeri sudah tampak nyata. Lantas guru honorer negeri mau dibuang ke mana," keluhnya.
Dia menyebutkan salah satu SMP swasta di Kabupaten Kebumen, 15 gurunya ikut tes PPPK guru tahap 2. Hasilnya, semuanya lolos formasi PPPK karena nilainya jauh di atas guru honorer negeri.
"Sangat sulit bagi kawan-kawan GTT mendapatkan nilai di atas 700. Kalau guru bersedik nilainya pasti di atas 700 karena mereka sudah punya modal awal 500 poin," terangnya.
Saat ini mereka hanya berharap ada kebijakan khusus pemerintah. Guru honorer negeri yang lulus passing grade sebaiknya mendapatkan prioritas.
"Lucunya negeri ini. Guru honorer negeri malah digantikan posisinya oleh guru swasta yang selama ini sudah menikmati tunjangan profesi guru dari serdik yang dimilikinya," ujar Musbihin. (esy/jpnn)