Pengumuman bisa dilihat para peserta sejak Kamis (16/12) malam sekitar pukul 22.00 di portal gurupppk.kemdikbud.go.id.
Suratman, guru honorer K2 di SDN Malaka Sari 03 DKI Jakarta tidak melewatkan momen tersebut.
Sejak pagi hingga malam dia sudah memantau SSCASN BKN dan gurupppk.kemdikbud.go.id.
Usahanya tidak sia-sia, karena begitu melihat pengumuman, dia dinyatakan lulus dan mengisi formasi.
"Alhamdulillah saya lulus di tahap II. Tadi malam saya langsung sujud syukur," kata Suratman , Jumat (17/12).
Pada pengumuman di gurupppk.kemdikbud.go.id, hasil tes guru berusia 58 tahun ini tercantum kompetensi manajerial dan sosiokultural 175, wawancara 36. Kompetensi teknis 155, tetapi karena ada afirmasi serdik maka nilainya 500 poin.
Nilai total yang diperoleh Suratman 711.
Ini merupakan kedua kalinya Suratman ikut tes PPPK. Tahap I, guru honorer K2 sepuh ini tidak lulus passing grade.
Suratman yang tinggal dua tahun lagi memasuki masa pensiun tetap bersemangat ikut tes PPPK guru tahap II ini.
Dia ingin ketika pensiun dengan cara terhormat. Pensiun sebagai aparatur sipil negara (ASN), bukan honorer.
Di sisa-sisa masa pengabdiannya, Suratman mendapatkan dukungan dari rekannya sesama honorer K2.
Sebenarnya ada empat guru honorer K2 sepuh (usia di atas 50 tahun) di DKI Jakarta. Tiga di antaranya sudah lulus PPPK tahap I.
Suratman tidak lulus passing grade, meski sudah mengantongi nilai kompetensi teknis 500 poin berkat sertifikat pendidik.
"Ikut tes PPPK guru tahap II ini karena didukung kawan-kawan honorer K2. Mereka bilang Bapak pasti bisa," cerita Suratman.
Waktu pengabdian yang tersisa dua tahun membuat Suratman makin terpacu untuk berusaha lulus di tes PPPK guru tahap II. "Saya terharu ternyata feeling saya usai tes 7 Desember benar.
Saya lulus formasi PPPK guru tahap II,' ujarnya lirih. (esy/jpnn)