Nadiem mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan tunjangan khusus sebesar dua kali lipat bagi guru PPPK di daerah terpencil tetapi jumlah peminatnya tetap sedikit.
"Tapi tetap saja, bukan cuma uang ini masalahnya, seluruh disrupsi dari hidupnya, kualitas hidup itu buat orang-orang kita itu sangat penting, bukan hanya uang," kata Nadiem dalam rapat dengan Komisi X DPR, Rabu (19/1/2022).
"Mau ditawarin berapapun untuk dia tinggal di situ, banyak yang masih saja enggak mau," ujar Nadiem.
Nadiem mengakui, permasalahan tersebut rumit dan harus dipecahkan dari berbagai sudut.
Ia menyebutkan, Kemendikbud Ristek sedang mempertimbangkan skema pengiriman guru yang baru lulus pendidikan profesi guru (PPG) ke daerah terpencil.
"Salah satunya yang sedang kami pikirkan sebenarnya bagaimana sih kalau anak yang lulus-lulus PPG itu kalau bisa melakukan 1-2 tahun di daerah-daerah seperti ini sebagai awal dari karir dia, sama kayak dokter ada penugasan," kata Nadiem
Sebelumnya diberitakan, Kemendikbud Ristek mencatat 117.939 formasi guru PPPK yang tidak dilamar sama sekali.
"Kami juga melihat sebuah data yang menarik, yaitu ada 117.000 formasi lebih yang tidak dilamar sama sekali di tahap satu dan tahap dua," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril.
Iwan menyebutkan, data tersebut menunjukkan adanya tren bahwa para guru tidak melamar ke daerah-daerah yang aksesnya terbatas atau terpencil.
Dalam materi paparan Iwan, ada 79.937 formasi di daerah akses terbatas/terpencil yang tidak dilamar, 34.800 formasi di daerah dengan akses sangat mudah, dan 3.202 formasi di daerah dengan akses relatif mudah.
"Misalnya kalau DKI Jakarta misalnya, guru-guru di Kepulauan Seribu melamarnya di Jakarta Utara, atau yang di daerah desa melamarnya ke kota di wilayah kewenangan yang sama," ujar Iwan.
Padahal, menurut Iwan, para guru honorer mempunyai peluang besar untuk diangkat menjadi guru PPPK bila bersaing di formasi yang ada di daerah terpencil.kompas