Politikus Partai Golkar ini menyodorkan fakta bahwa ada banyak guru swasta yang justru tertekan ketika dinyatakan lulus PPPK.
"Jangan dikira semua senang menjadi PPPK guru. Lihatlah kondisi guru swasta itu, sebagian tertekan batinnya," kata Mujib Rohmat dalam rapat kerja Komisi X dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Rabu (20/1).
Menurut dia, para guru swasta ini berat hati karena harus meninggalkan sekolah tempat mereka mengabdi.
Selain itu, katanya, para guru swasta itu harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Mujib menuturkan secara etika, guru swasta ini juga merasakan bagaimana sedihnya pada pendidik sekolah harus tersingkir.
Menurutnya, guru-guru swasta ini berada dalam posisi yang dilematis.
Di satu sisi, ujar Mujib, mereka ingin sekali kesejahteraannya meningkat.
Sisi lain, lanjut dia, mereka harus meninggalkan sekolah asalnya dan menggeser kedudukan guru honorer negeri.
Oleh karena itu, Mujib berharap para guru PPPK tersebut tetap diperkenankan mengajar di sekolah swasta asalnya.
“Para guru honorer yang diterima sebagai PPPK tidak semuanya senang. Baru separuh senangnya," ucapnya.
Mujib menyampaikan pula bahwa banyak keluhan dari para guru PPPK yang diterimanya.
Mayoritas menuntut bisa tetap mengajar di swasta, tanpa meninggalkan kewajibannya mengajar di sekolah negeri.
Dia pun mendesak Mendikbudristek Nadiem Makarim memberi kejelasan atas persoalan para guru PPPK dari swasta.
Masalah tersebut harus diselesaikan segera, paling tidak ada kepastian buat mereka.
"Saran saya sebaiknya mereka diperbantukan saja oleh pemerintah untuk swasta. Ini agar teman-teman guru senangnya bisa full," pungkas Mujib Rohmat. (esy/jpnn)