Menurut dia, kebijakan Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk memberikan optimalisasi dalam seleksi PPPK guru 2021 jadi masalah besar.
Ini lantaran optimalisasi untuk mengisi formasi kosong, mayoritasnya berada di wilayah terpencil. Daerah terpencil ini sangat minim pelamar sehingga banyak yang kosong.
Jika guru honorer tua yang lulus passing grade dipindahkan ke sekolah terpencil dan meninggalkan sekolah Induknya, kata dia, sama saja pemerintah memberikan kesengsaraan.
"Ini ide gila. Kenapa guru honorer tua yang harus dipindahkan. Kalau mau optimalisasi, seharusnya pada seleksi PPPK guru tahap 3 karena formasinya masih banyak," kata Sanur Sabtu (8/1).
Dia tidak terima kalau guru honorer tua dikorbankan pemerintah hanya untuk memasukkan guru swasta. Dengan banyaknya guru swasta yang lulus PPPK, guru honorer negeri makin terjepit.
"Guru honorer tua sudah punya anak dan keluarga, sudah memiliki tempat tinggal permanen warisan orang tua, kok seenak jidatnya Anda mau mengoptimalisasi ke daerah terpencil," ujarnya.
Dia menegaskan yang layak ditempatkan di daerah terpencil itu guru swasta yang lulus PPPK karena mereka beserdik. Bukan para guru honorer negeri yang sudah puluhan tahun mengabdi di sekolah negeri. "Buka mata dan telinga Anda," tegasnya. (esy/jpnn)