Ini ditandai dengan munculnya menu pemilihan tes tahap 3 di website SSCASN pada Minggu (20/2).
Saking hebohnya, para guru honorer ramai-ramai membuka SSCASN. Terlebih Ketum Forum Guru Honorer Nonkategori Dua Indonesia (FHNK2I) Raden Sutopo Yuwono ikut membenarkan sudah bisa mengaksesnya.
"Puji syukur menu pemilihan tes ketiga sudah bisa kami akses. Namun, masih belum sempurna. Kami berharap Bapak Dirjen GTK Kemendikbidristek bisa membuka formasi dan rekrutmen ketiga pada Februari atau maksimal Maret 2022," terang Sutopo Minggu (20/2).
Informasi Sutopo ini pun tersebar cepat, apalagi banyak yang sangat berharap bisa ikut seleksi PPPK guru tahap 3.
kemudian mencoba mengklarifikasi soal informasi tersebut ke Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Sebagai ketua panitia seleksi nasional (Panselnas) calon aparatur sipil negara (CASN), BKN yang menyiapkan sistem SSCASN-nya, meskipun seleksi PPPK guru di-handle oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Menurut Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN Suharmen, sampai hari ini belum ada informasi apa-apa tentang pembukaan seleksi PPPK guru tahap 3.
"Kami belum tahu karena seleksinya dilakukan Kemendikbudristek. BKN hanya menerima hasilnya dari Kemendikbudristek," ujar Deputi Suharmen.Dia melanjutkan, pelaksanaan seleksi tidak ke SSCASN BKN. SSCASN hanya untuk pendaftaran dan itu sudah lewat waktunya.
Seluruh data sudah masuk ke BKN, tidak ada tambahan lagi
Namun, kata Suharmen, kalaupun seleksi ketiga ini sudah dilakukan, BKN belum pernah terinformasikan terkait hal tersebut
"Tidak ada informasi mengenai dibukanya seleksi PPPK guru tahap 3," ucapnya.
Bagaimana dengan tampilan di akun SSCASN guru honorer? Deputi Suharmen memberikan pernyataan yang mengejutkan. Menurut dia itu bukan dari BKN.
"Bukan dari BKN itu," tegasnya.
Deputi Suharmen mengimbau agar seluruh guru honorer tidak terkecoh dengan informasi yang bukan dari pemerintah. Sebab, ada banyak pihak yang tidak bertanggung jawab ingin menipu peserta.
"Guru honorer harus lebih cerdas menerima setiap informasi karena ada banyak orang mencari duit dengan cara-cara menipu seperti itu," pungkas Deputi Suharmen. (esy/jpnn)