Peserta seleksi CPNS yang bernama Dwiki Andoyo tersebut mengatakan bahwa salah satu penyebabnya tak lolos adalah keadaan fisik. Dimana untuk posisi yang dilamar bentuk fisik menjadi salah satu poin penilaian penting.
"Di awal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor," tulisnya dalam curhatan tersebut yang dikutip Rabu (2/2/2022).
Dari tangkapan layar yang diunggah olehnya, diketahui bahwa ia berhasil mencapai nilai tertinggi dalam tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) yang dilaksanakan oleh salah satu Kementerian. Meski hasil tes SKB nya tertinggi, namun ia tidak lulus karena hasil tes kesehatan umum dan jiwa.
Oleh karenanya, ia pun mengajukan sanggah dan meminta penjelasan lebih detail bagian tubuh mana yang membuatnya tidak lolos seleksi menjadi abdi negara ini.
Hasil sanggah pun dijawab oleh Kementerian tersebut dan mengatakan salah satu penyebabnya adalah kelainan di payudara. Dimana payudaranya dinilai terlalu besar untuk ukuran lelaki.
"Jawaban Sanggah: Hasil pemeriksaan kesehatan sebagai berikut; Pembesaran payudara laki-laki, kaki bentuk X 10 cm," tertulis di hasil tangkapan layar yang diunggah.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerjasama BKN, Satya Pratama. Menurutnya pada beberapa instansi memang mensyaratkan mensyaratkan kebugaran jasmani. Tujuannya agar PNS bisa melaksanakan tugas dan fungsi pada instansi tersebut.
"Begini, contohnya Kemhan, Kumham, dan Bakamla memang ada syarat kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh. Hal ini dikarenakan, nantinya ada pelatihan dasar yang membutuhkan itu. Di Kemhan ada pelatihan dasar dan program bela negara, di Kumham (petugas Pemasyarakatan) ada pelatihan ke-Samaptaan, di Bakamla ada pelatihan dasar yang dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL," jelasnya.