Peserta tersebut tidak lolos SKB karena mengalami pembesaran payudara laki-laki dan kakinya berbentuk X 10 sentimeter.
Unggahan tersebut diungkapkan oleh akun @dwikiand di media sosial Twitter pada Minggu (30/1/2022).
"Di awal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor," tulis dia.
Padahal, nilai SKB yang bersangkutan merupakan yang tertinggi di antara peserta lainnya. Namun, pada Tes Kesehatan Umum dan Jiwa, ia mendapatkan nilai nol.
Panitia seleksi pun menyatakan yang bersangkutan "P/TMS-1" yang artinya ia tidak lolos seleksi.
Diawal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementetian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor. pic.twitter.com/5ZVxEX8xmC
— second son (@dwikiand) January 30, 2022
Hingga Kamis (3/2/2022) sore, twit tersebut telah di-retweet lebih dari 2.000 akun dan disukai lebih dari 6.725 pengguna Twitter.
Selain narasi soal fisiknya, yang bersangkutan juga menyertakan unggahan tangkapan layar berupa nilai hasil seleksi dan juga hasil sanggahan dari pihak seleksi.
Lantas bagaimana ceritanya?
Pemilik akun Twitter @dwikiand bernama Dwiki Andoyo (24) menceritakan bahwa ia mendaftar menjadi CPNS pada 2021 silam.
Dwiki melakukan tes SKB dalam rentang waktu November sampai Desember 2021. Ketika dirinya melakukan tes SKB dilakukan secara online dan offline.
"Wawancara, psikotes, dan mental ideologi secara online, untuk cat dan kesehatan secara offline," kata Dwiki ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (3/2/2022).
Setelah melakukan tes SKB, pada Januari 2022, Dwiki mendapatkan pengumuman perihal hasil tes yang ia ikuti.
Ketika mengetahui bahwa dirinya dinyatakan tidak lolos seleksi, ia meresponsnya dengan menyanggah dan mempertanyakan perihal ketidaklolosannya tersebut.
Setelah 3x24 jam menunggu, pada 30 Januari 2022, Dwiki mendapatkan jawaban dari hasil sanggah. Ia dinyatakan tidak lolos dikarenakan hasil pemeriksaan kesehatannya.
"Setelah itu saya menyanggah untuk mempertanyakan mengapa saya tidak lolos dan hasilnya saya tidak lolos dikarenakan adanya pembesaran payudara laki-laki dan kaki X 10 cm," ungkapnya.
Mengeklaim memiliki nilai tes tertinggi
Dwiki memberikan penjelasan terkait perjalanannya sampai akhirnya dirinya gugur karena SKB kesehatan umum dan jiwa.
"Pada awalnya saya di kementerian tersebut lolos di seleksi pertama yaitu seleksi kompetensi dasar dan menjalani seleksi kompetensi bidang. Lalu dalam SKB tersebut terdapat beberapa rangkaian seperti psikotes, wawancara user, tes CAT, SKB kesehatan umum dan jiwa, serta SKB mental ideologi," ungkapnya.
Setelah mengikuti rangkaian tes, Dwiki menceritakan bahwa dirinya memperoleh nilai tertinggi pada rangkaian tes tersebut. Namun, walaupun mendapat skor tertinggi dirinya dinyatakan gugur.
"Saya mengikuti semua rangkaian tersebut pada akhirnya keluar hasil saya dengan skor tertinggi namun tidak bisa lolos dikarenakan SKB kesehatan umum dan jiwa yang menggugurkan," lanjutnya.
Penjelasan mengenai syarat rekrutmen
Dwiki menjelaskan bahwa terdapat kualifikasi fisik khusus di kementerian di mana ia mendaftar.
Kualifikasi tersebut adalah berat badan tidak boleh lebih 30 kg atau lebih rendah dari 15 kg dari berat badan ideal dan pengguna kacamata ditoleransi sampai 3 diopti (minus 3).
"Pada pengumuman awal terdapat persyaratan berat badan tidak boleh lebih 30 kg dari berat ideal dan minus tidak lebih dari 3," ujarnya.
Dan untuk masalah payudara laki-laki serta bentuk kaki, Dwiki mengaku tidak menemukannya dalam panduan kualifikasi.
Meskipun kaget dan kecewa terkait hasil tersebut, ia tetap menerima.
"Pastinya sebagai manusia saya kecewa, Mas. Namun saya tetap menerima hasilnya dengan lapang dada. Tulus dan ikhlas," ungkapnya.
Twitnya viral
Dwiki tidak menyangka unggahan kisahnya tersebut akan menjadi viral.
Ia mengaku hanya ingin berbagi pengalaman kepada teman-temannya untuk lebih aware dengan hal-hal teknis, seperti yang terjadi pada dirinya.
"Sebenernya saya tidak expect (menyangka) akan viral seperti ini karena pada awalnya saya hanya ingin sharing kepada teman-teman saya pengalaman yang telah saya lalui agar ke depannya aware (menyadari) dengan hal-hal seperti ini," katanya.
Dirinya juga bersyukur twitnya tersebut mendapat respons positif dari netizen.
"Untuk netizen sendiri alhamdulillah sebagian besar men-support saya," pungkasnya.
Diketahui, dalam twitnya, Dwiki tidak bermaksud untuk memojokkan atau menyalahkan pihak tertentu. Ia hanya ingin berbagai cerita saja.
"Akhir kata, saya tidak ada maksud memojokan ataupun menyalahkan satu atau dua pihak. Hanya sekedar berbagi kpd teman2 bahwa banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi orang yang memiliki cita2 tinggi membangun negeri. Pintar tidak cukup kawan postur penting :) Terima kasih," tulis Dwiki di akun Twitternya.kompas