Solusi Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK 2022 dari Menpan RB

Ilustrasi tenaga honorer yang tidak lulus seleksi PPPK 2022 ada solusi ini yang telah dikantongi Menpan RB
Ilustrasi tenaga honorer yang tidak lulus seleksi PPPK 2022 ada solusi ini yang telah dikantongi Menpan RB /ANTARA/Puspa Perwitasari 
Jumlah tenaga honorer yang bekerja di sektor pemerintah disinyalir lebih banyak dari formasi yang dibuka dalam pengadaan ASN PPPK tahun 2022.

Dengan begitu, akan ada tenaga honorer yang tidak dapat menjadi ASN PPPK 2022, entah karena tidak lulus seleksi atau tidak ada lagi formasi yang tersedia.

Untuk menyelesaikan masalah honorer, Menpan RB Abdullah Azwar Anas telah mengantongi tiga solusi alternatif yang telah dibahas dalam rapat kerja bersama DPR RI.

Ketiga solusi penyelesaian masalah honorer yang dirancang Anas memiliki tantangan tersendiri sehingga perlu dicari solusi terbaik.

“Ada tiga solusi yang ditawarkan, yaitu tenaga non ASN diangkat seluruhnya menjadi ASN, diberhentikan seluruhnya, atau diangkat sesuai skala prioritas,” ujar Menpan RB dalam Rapat Kerja tersebut pada Senin, 21 November 2022.   

Menurut Anas, pemerintah ingin pelayanan publik dan reformasi birokrasi berjalan secara optimal, menuju birokrasi yang berkelas di kancah dunia.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya agar para tenaga non ASN tidak ada yang kehilangan pekerjaan.

Jika alternatif solusi pertama yang dijalankan yakni seluruh tenaga honorer diangkat menjadi ASN, tentu akan membutuhkan kekuatan keuangan negara yang tidak sedikit.

Selain itu, pemerintah juga harus menghadapi tantangan terkait kualitas dan kualifikasi tenaga honorer tersebut.

“Ada yang sangat bagus kualitas dan kualifikasinya. Tapi mungkin ada yang kualitasnya belum memenuhi syarat,” tambah Anas.

Untuk alternatif solusi kedua yakni tenaga non ASN yang diberhentikan semua, tentunya akan berdampak secara langsung pada pelayanan publik.

Anas menjelaskan bahwa bukan tidak mungkin pelayanan publik akan terganggu.

“Karena banyak ASN yang masa pensiunnya sudah tiba tapi belum ada yang menggantikan di sektor-sektor pelayanan publik terutama di sektor pendidikan dan kesehatan,” sambungnya.

Alternatif ketiga yaitu mengangkat tenaga honorer sesuai dengan prioritas. Pemerintah sendiri saat ini memprioritaskan pelayanan dasar yakni tenaga kesehatan dan guru.

“Prioritas ini kita rumuskan, kemudian kita lakukan langkah-langkah afirmasi bagi tenaga non ASN seperti pendidikan dan kesehatan,” kata Anas.

Menpan RB tersebut melanjutkan, “Tapi bukan berarti yang lain tidak prioritas, karena penataannya dilakukan bertahap.”

Ketiga alternatif yang telah direncanakan Menpan RB sudah dipetakan secara detail dari segi plus minus yang mungkin dimiliki.

Anas menjelaskan, pemerintah akan mengkaji secara mendalam, menautkannya dengan kekuatan fiskal, kualitas birokrasi, dan keberlangsungan pelayanan publik.

“DPR juga pasti sama, kita semua cari opsi terbaik,” ujar mantan Bupati Banyuwangi tersebut.***

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Sumber: Kementerian PAN-RB