Guru Lolos PPPK ke Sekolah Negeri, Sekolah Swasta Terancam Kekurangan Guru

Ilustrasi guru dan siswa di sekolah

Ilustrasi guru dan siswa di sekolah(Dok. Ditjen GTK Kemdikbud)
Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk memperhatikan sekolah swasta yang mengalami kekosongan guru setelah para guru swasta lolos Seleksi PPPK Guru ke sekolah negeri.

Ia mengatakan, Kemendikbud Ristek harus mampu meyakinkan para guru yang telah lulus menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk bisa mengajar di sekolah swasta asalnya agar tidak ada kekosongan guru.

Sebelumnya, terang dia, sejumlah sekolah swasta kekurangan guru karena gurunya sudah pindah ke sekolah-sekolah negeri.

"Kalau yang sudah terangkat ya seharusnya mutasi, Oleh karena itu tapi ada aturan mutasi biasanya sekian tahun baru mutasi tapi ini menurut saya haruslah dicarikan semacam diskresi ya, supaya sekolah-sekolah swasta ini tidak mengalami stagnasi," kata Zainuddin dalam kunjungannya ke Surabaya, Jawa Timur, dilansir dari laman resmi DPR RI.

Zainuddin mengatakan, yayasan dan kepala sekolah swasta dilanda kebingungan karena harus menyediakan guru pengganti dalam waktu singkat.
Apalagi bagi jenjang sekolah menengah Kejuruan (SMK) yang guru-guru produktifnya lolos seleksi PPPK, tidak mudah mencari guru produktif dalam waktu singkat, apalagi menjelang ujian akhir sekolah.

"Mereka kesulitan mencari guru senior, jangankan guru senior, mencari guru biasa saja tidak mudah. Contohnya di Dapil saya seorang guru yang harus kehilangan wakil Kepala Sekolah yang telah lulus PPPK," ungkapnya.

Selain ancaman kekosongan guru, Zainuddin juga menyinggung terkait peningkatan kompetensi guru.

"Guru juga perlu juga peningkatan kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, Kompetensi sosial personalnya ini harus dengan skema-skema yang jelas, sekarang banyak perubahan, salah satu implementasi kurikulum Merdeka itu yang memahami IKM saja," tegasnya.

Diharapkan guru penggerak dapat menjadikan pengalaman sebagai pedoman untuk menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan ekosistem sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak atau berpusat kepada murid untuk menjadi lebih kreatif.

"Maka dari itu experience is the best teacher, guru terbaik adalah pengalaman, ini dikemas sebagai mempertemukan siswa dengan guru terbaik. Apa itu guru terbaik, pengalaman inilah menurut saya harus dilakukan, kalau kemudian dalam pelatihan kepada guru-guru ini, guru perlu cerdas dan kreatif, mempertemukan siswanya dengan pengalaman terbaiknya maka pembelajaran itu akan efektif," tutupnya.kompas