Komitmen Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan dan Profesional Guru

 Komitmen Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan dan Profesional Guru 
 Upaya meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas guru honorer secara masif dilakukan melalui program seleksi guru aparatur sipil negara pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN PPPK) sejak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof Nunuk Suryani menyebutkan total guru yang lulus seleksi ASN PPPK 2021 dan 2022 sebanyak 544.292 orang yang siap memajukan pendidikan Indonesia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 293.860 guru yang mengikuti seleksi pada 2021 telah diangkat menjadi ASN PPPK 2022. 

Kemudian sebanyak 250.432 guru yang mengikuti seleksi pada 2022 telah dinyatakan lulus pada 14 April lalu dan akan diangkat menjadi ASN PPPK.

“Penyelenggaraan seleksi guru ASN PPPK merupakan komitmen penuh pemerintah untuk memperjuangkan kesejahteraan guru agar terjadi peningkatan profesionalitas guru dan akhirnya berdampak baik bagi murid-murid di Indonesia," kata Dirjen Nunuk.

Untuk itulah, lanjut Dirjen Nunuk, Kemendikbudristek terus melakukan kerja lintas sektoral, termasuk dengan KemenPAN-RB, Kemenkeu, dan pemerintah daerah.

Dia sangat berharap pemerintah daerah dapat mengajukan usulan formasi semaksimal mungkin.

Sekretaris Daerah (Sekda) Timor Tengah Selatan Seperius E Sipa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemendikbudristek atas adanya seleksi guru ASN PPPK yang sangat transparan.

"Keberadaan guru ASN PPPK sangat membantu untuk meningkatkan SDM unggul di daerah kami," ujarnya.

 “Bagi yang belum lulus, semoga bisa sabar, karena daerah kami butuh sekitar 3.000 guru, dan sekarang puji Tuhan sudah tersedia sebanyak 1.639 guru,” imbuhnya.

Linda Haerunnisa, guru SDN Gambir 01 Pagi, Jakarta Pusat dan Putri Zulzali, guru SDN 34 Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menceritakan tekad mereka untuk menjadi guru ASN PPPK tidak pernah surut sedikit pun.

Keduanya sama-sama sudah mengabdi sebagai guru honorer lebih dari 10 tahun dengan imbalan yang tak seberapa, dan sering kali tak cukup untuk biaya hidup sehari-hari. 

Namun mereka tetap terus belajar, mengikuti seleksi beberapa kali, hingga akhirnya lulus seleksi ASN PPPK tahun lalu.

“Setelah menjadi ASN PPPK, saya lebih percaya diri, kesejahteraan lebih baik, dan lebih terpacu untuk menjadi guru yang profesional. Ini yang menjadi motivasi saya untuk menambah ilmu agar apa yang saya dapatkan sesuai dengan kompetensi saya,” ujar Linda Haerunnisa.

Senada disampaikan Putri Zulzali yang mengatakan setelah lulus ASN PPPK, dia merasa sangat bersyukur karena mendapat tambahan rezeki dibanding ketika menjadi honorer. 

“Ini menimbulkan rasa semangat belajar dalam diri saya. Selain itu, saya merasakan tumbuhnya rasa reflektif atas apa saja yang sudah saya berikan kepada murid-murid,” ungkapnya. (mrk/jpnn)