"Harapannya itu perekrutan PPPK bisa transparan, tanpa adanya praktik orang dalam," kata guru honorer dari Batanghari, Reni Handayani melalui sambungan telepon, Senin (28/8/2023).
Ia mengatakan informasi seleksi PPPK masih simpang siur, apakah akan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) atau hanya praktik mengajar.
Menurut dia, sistem CAT lebih baik digunakan untuk menghindari praktik orang dalam, yang biasanya berperan dalam meloloskan sesorang.
Namun sistem ini juga memiliki kelemahan, terutama bagi guru honorer yang usia mengabdinya lebih dari 17 tahun.
"Faktor usia itu alamiah ya. Artinya daya ingat mereka, kalau harus mengerjakan soal-soal CAT menjadi faktor penghambat," kata perempuan yang sudah 12 tahun mengabdi menjadi guru honorer ini.
Terkait kuota guru di Provinsi Jambi yang mencapai 1.700 orang, menurutnya itu masih kurang.
Untuk saat ini, guru honorer yang ada di tingkat provinsi atau yang mengajar di SMA/SMK/SLB atau sederajat, jumlahnya sebanyak 6.000 orang.
"Dengan kuota 1.700 berarti ada seleksi yang sangat ketat. Untuk guru honorer muda tentu memiliki kesempatan besar ya, berbeda dengan guru honorer yang tua, yang daya hafalnya melemah kalau harus ikut tes CAT," kata Reni.
Menurut Reni, pengumuman perekrutan dari pemerintah sudah keluar, secara teknis pelaksanaan rekrutmen PPPK 2023 ini bakal dimulai pada bulan September.
"Iya. September sudah mulai dibuka proses rekrutmennya," kata Reni.
Hal senada disampaikan Doni Arianto, guru honorer dari Sarolangun yang berharap penerimaan PPPK, transparan dan bebas korupsi.
"Harapannya semoga ada formasi untuk dirinya, karena jumlah 1.700 orang itu masih dibagi ke dalam banyak mata pelajaran setiap guru di sekolah," kata dia.
Untuk menghadapi penerimaan PPPK, Doni sudah sangat menyiapkan diri, karena sudah belajar dari jauh hari, untuk menghadapi tes sistem CAT maupun praktik mengajar.
Untuk saat ini, seluruh kabupaten/kota se Provinsi Jambi sudah menerima jumlah formasi dari menteri PAN RB.
Untuk Provinsi Jambi, kuota PPPK sebanyak 1.925 formasi dengan rincian 1.700 formasi untuk guru, kemudian tenaga kesehatan 200 orang dan, dan tenaga teknis 25 orang.
Kemudian Kota Jambi sebanyak 2.928 orang dengan rincian 1.274 guru, lalu 989 tenaga kesehatan dan 665 orang tenaga teknis.
Untuk formasi PPPK terbanyak ada Kabupaten Tanjab Barat dengan total 2.196 orang, dengan rincian guru 1.635 orang, lalu 523 tenaga kesehatan dan tenaga teknis 38 orang.
Selanjutnya, formasi PPPK Kabupaten Sarolangun dengan jumlah 1.786 orang, terinci 924 guru, 621 tenaga kesehatan dan 241 tenaga teknis.
Kemudian formasi PPPK Kota Sungaipenuh dengan total 1.030 dengan rincian 161 orang guru, 839 orang tenaga pendidik dan 30 tenaga teknis.
Formasi PPPK Kabupaten Kerinci sebanyak 819 dengan rincian 533 guru, 190, tenaga kesehatan dan 96 tenaga teknis.
Formasi PPPK Kabupaten Bungo, totalnya 376 orang, dengan rincian guru 320 orang dan 57 tenaga kesehatan.
Formasi PPPK Kabupaten Tebo, dengan total 395 orang, terinci 205 guru, lalu 105 tenaga kesehatan dan sisanya tenaga teknis.
Formasi untuk Kabupaten Tanjab Timur dengan total 246 orang, yang terinci 186 guru dan 60 orang tenaga teknis.
Kemudian Kabupaten Batanghari dengan total kuota 1.099. Namu belum ada rincian formasi untuk guru dan tenaga pendidikan.kompas